SKIZOFRENIA - Episode 1
''Sha lari sha , lari jangan diam aja sha ! lari sha ... AWASSSSSSS''
Suatu hal yang membuat ku selalu bangun lebih awal , mimpi buruk yang selalu menggangguku , mimpi buruk yang selalu sama , suara yang berteriak keras seolah menyurh ku lari dan pergi , seolah akan ada hal yang tak ku ketahui yang bisa membuatku mati . Sangat membosankan , mimpi yang membosankan , dan cara bangun pagi yang membosankan .
''Hai sha , mimpi buruk lagi ya ? mau ambil wudhu ? tahajud ''
suara mamah yang selalu siap menyapaku berdiri disamping meja makan seolah paham kebiasaan ku yang selalu bangun jam 2 pagi karena mmpi yang tak berarti .
'' Hmmmm , lagi haid mah '' selalu , selalu jawaban singkat yang ku ucap ketika orang-orang bertanya mimpi buruku . Membosankan , melelahkan , rasa ingin tau yang selalu membekas membuat mataku enggan tertidur kembali. 5 bulan sudah mimpi mimpi itu seolah datang bak suara yang memberikan peringatan , tapi sedalam apapun aku memahami dan menafsirkan arti mimpi itu tetap saja buntu .
Begitu banyak pertanyaan-pertanyaan yang berputar membuat ku tak sadar , mata yang menolak menguncup ini tetap terbuka sampai pagi tiba .
Mamah yang selalu siap membangunkan ku setiap pagi untuk berangkat sekolah selalu bisa memahami posisi mataku yang terus berjaga dari waktu sepertiga malam sampai terbit fajar , ia hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya , aku yang melihat eskpresi sang mentari pagi itu pun tergelak paham bahwa ia menyuruhku untuk segera bergegas siap untuk berangkat sekolah .
Sampai disekolah , sebelum kelas dimulai ada tempat yang biasa aku kunjungi setiap pagi , sebuah taman di dekat parkiran yang penuh dengan bunnga-bunnga cantik yang bermekaran . Ntahlah , aku tak tau kenapa tempat itu seolah memberikan energi positif yang bisa melupakan akan mimp-mimpi buruk yang selalu aku alami .
''Aishaaaa .... shaaa aishaaa ''
Dari kejauhan , terdengar suara lantang yang begitu pekat , suara favorit kedua yang bisa menghancurkan lamunan ku setelah ibu , Betara. Ia teman sekelas ku , yang juga paham akan mimpi aneh yang aku alami . Suara lantangnya selalu harmoni bagai obat penangkal kejahatan di pagi hari . Hobinya adalah menepuk punggungku setalah dengan begitu lantangnya bertriak memanggil manggil namaku .
'' Good morning , annyeonghaseyo, goeden morgen , ohayo, Aisha yang lemah lembut seperti kue lumpur ''
cara nya menyapa tak pernah berubah , sudah 3.456 hari setelah kami kenal , kata-kata itu selalu menjadi kutipan favoritnya untuk menyapaku di pagi hari . Aku yang tak sanggup menahan tingkah lucu dan spontanitasnya hanya bisa tersenyum malu , karena ada lebih dari 50 siswa yang juga memprhatikan interaksi kami saat itu , cukup memlukan . Tapi dengan lantang dan beraninya , seperti biasa Betara selalu berhasil membuat para mata yang awalnya begitu kental menatap kami menjadi berhamburan karena takut akan suara nya yang menggemparkan .
''Sha , sha ... orang mah tiap pagi ke kelas noh nyapu, ngepel, gibah , kamu tuh duh bisa bisanya bengong di taman ngeliatin bunga , apa sedepnya sih hah? noh liat cogan lewat , bening beeehh itu lebih healing sha daripada bunga , kenapa nih kenapa mimpi buruk yang anu anu lagi ? ''
ucapan-ucapanya juga dengan pertanyaanya selalu berkata bahwa ia memahami isi pikiran ku yang berhamburan . Bibirnya selalu mengucap kata-kata tiada henti , obrolannya yang selalu terdengar riang seolah memenuhi isi gedung sekolah , aku selalu tertawa dan terhibur dengan ocehannya yang sebetulnya tidak penting.
Tapi .....
Untuk pertamakalinya , bibir yang selalu aktif berbincang itu tiba - tiba berhenti mengeluarkan suara .
Aku menutup mataku dan membuka lebar-lebar, aku melihatnya , Betara tetap berbincanng dengan asyik menceritakan dirinya terhadapku , tapi keanehan terjadi , aku tak bisa mendengar suara yang keluar dari bibirnya itu . Aku menarik nafas dalam dan menutup mataku .
''Sha lari sha !!! lari jangan diem disitu sha lari !!''
Suara itu , untuk pertama kalinya aku mendengar suara peringatan itu secara sadar , tidak dalam mimpiku .
'' Sha kenapa sha ,, Aisha ! ''
suara bentakan yang dilontarkan Betara membuatku terkejut , dadaku berdegup kencang , sontak membuatnya terlihat kebingungan melihat wajah pucat kaget ku .
'' Tar denger ngga ? tadi ada suara nyuruh aku lari , itu suara kamu ?''
tanyaku sedikit penasaran , tidak mungkin suara ocehan Betara yang begitu riang tiba-tiba berubah jadi suara teriakan menakutkan .
'' Suara apa sih sha ? ga ada suara lain kok selain suara merdu nya aku , yakin deh . Kamu sakit sha ? ngelindur ? ''
Gelengan kepalaku cukup membuat Betara paham dan terdiam dengan tingah keanehan ku . Nafas ku masih sesak, dada ku tetap berdegup kencang .
Aku menoleh memperhatikan sekitar , tapi tetap tak nampak keganjalan . Ini aneh , untuk pertama kalinya aku mendengar suara itu , suara yang muncul seolah memberi peringatan dengan makna mendalam.
Betara yang melihat ku pun ikut khawatir, ia mengajak ku ke UKS untuk beristirahat sebentar .
Baru lima langkah kami mengangkat kaki dari lokasi awal kami , lagi ..... aku mendengarnya lagi dan lagi , dengan sangat jelasnya , suara itu menyapaku tanpa berpikir akan kewarasan yang aku miliki .
Suara langkah kaki yang seolah mengejar kami dari belakang sembari berteriak menyebut namaku seolah memberi peringatan .
''Aku liat tar , aku liat , aku denger suara itu tar !!'' sontak aku berseru dengan wajah pucat .
'' Liat apa sha ? ga ada apa -apa sha , suara apa ? ga ada suara sha ! kamu liat apa sha ?'' wajah bingung Betara terlihat seoalah ia benar-benar mengaggap ku gila untuk pertama kalinya .
Dua suara mulai memekik , pertanyaa khawatir Betara dan suara teriakan itu seolah beradu argumen , seoalah tengah memperebutkan ku .
Tapi untuk pertamakalinya ,
Aku mendengar nya , aku melihat nya ...
BERSAMBUNG .....
Komentar
Posting Komentar